Infrastuktur ekonomi adalah fasilitas atau infrastruktur yang menunjang terjadinya kegiatan komersial, seperti komunikasi, transportasi dan jaringan distribusi, lembaga keuangan, pasar dan lain-lain.
Infrastuktur ekonomi yang saya bahas dalam hal ini adalah lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas termasuk infrastuktur ekonomi nyata. Infrastuktur ekonomi nyata adalah fasilitas fisik yang diperlukan untuk menunjang berlangsungnya kegiatan ekonomi. Sedangkan infrastruktur ekonomi tak nyata adalah lembaga-lembaga yang diperlukan untuk menjaga berlangsungnya proses ekonomi tersebut. Lampu lalu lintas berupa fasilitas fisik dan membuatnya termasuk dalam kategori infrastruktur ekonomi nyata. Dan lampu lalu lintas termasuk dalam kategori infrastruktur transportasi penunjang infrastruktur ekonomi nyata.
Mengapa lampu lalu lintas termasuk infrastruktur ekonomi? Karena, dengan adanya lampu lalu lintas, kegiatan ekonomi terjaga ataupun tertunjang. Seperti yang kita semua telah mengetahuinya, lampu lalu lintas selalu diletakkan di persimpangan jalan, penyebrangan pejalan kaki, dan tempat-tempat lain guna mengendalikan aliran lalu lintas. Jika aliran lalu lintas terjaga dan terkendali, perjalanan menjadi effisien dan kegiatan ekonomi seperti komunikasi, transportasi, distribusi, dan lain-lain tidak terganggu. Bayangkan jika tidak ada lampu lalu lintas! Sebuah persimpangan akan menjadi sangat kacau dan tidak teratur tanpa adanya lampu lalu lintas. Kendaraan dari segala arah akan memaksakan diri untuk maju dan melanjutkan perjalanan. Bahkan ketika ada lampu lalu lintas, masih mungkin terjadi kekacauan aliran lalu lintas. Bayangkan jika tidak ada! Transportasi dan distribusi akan sangat terganggu dan artinya kegiatan ekonomi juga terganggu atau terhambat. Jadi dapat dikatakan bahwa keberadaan lampu lalu lintas turut berpengaruh dalam berlangsungnya proses ekonomi dan menjadikannya sebagai salah satu infrastruktur ekonomi nyata.
Lampu lalu lintas yang merupakan infrastruktur transportasi penunjang infrastruktur ekonomi nyata yang saya amati di dekat tempat tinggal saya adalah lampu lalu lintas di perempatan Simpang Dago. Persimpangan tersebut termasuk persimpangan yang lumayan besar. Keberadaan lampu lalu lintas disana sangat membantu terjaganya aliran lalu lintas disana. Jika pagi hari aliran lalu lintas dari arah Dago atas sedikit terhambat. Tetapi itu bukan dikarenakan lampu lalu lintasnya, melainkan keramaian Simpang Dago di pagi hari. Terhambatnya aliran lalu lintas persimpangan Dago yang disebabkan lampu lalu lintas mungkin hanya ketika sedang hujan sangat deras dan terjadi lampu mati hampir seluruhnya di kawasan Dago. Disaat mati lampu juga mengenai lampu lalu lintas, seluruh kendaraan dari berbagai arah persimpangan memaksa maju ke titik terjauh dan akhirnya seluruhnya bertemu di tengah dan terjebak macet. Disaat seperti inilah kegiatan ekonomi mungkin terhambat. Dalam kasus ini kita dapat melihat bahwa lampu lalu lintas juga berpengaruh dalam berlangsungnya kegiatan ekonomi. Selain keberadaan lampu lalu lintas, keadaan lampu lalu lintas (menyala atau mati) juga berpengaruh dalam berlangsungnya kegiatan ekonomi.
Seperti yang telah kita semua ketahui, lampu lalu lintas bekerja dengan baik dalam mengarahkan pengguna jalan dalam berkendara, berhenti-bersiap-berjalan, dengan menggunakan tiga warna standart, yaitu merah, kuning, dan hijau. Merah menandakan bahwa pengguna jalan wajib berhenti dan membiarkan pengguna jalan dari arah yang lain menggunakan jalan. Kuning menandakan bahwa pengguna jalan harus bersiap-siap sebelum melanjutkan perjalanan. Dan hijau menandakan bahwa pengguna jalan dapat melanjutkan perjalanannya. Selain lampu lalu lintas merah kuning hijau juga terdapat lampu lalu lintas merah hijau. Biasanya digunakan pejalan kaki sebagai penanda kapan mereka dapat menyebrang dan kapan tidak. Tetapi di persimpangan Dago tidak terdapat lampu lalu lintas semacam itu. Ada juga lampu lalu lintas yang hanya terdiri dari satu warna yaitu kuning. Lampu lalu lintas tersebut berguna sebagai penanda bahwa pengguna jalan wajib berhati-hati selama perjalanan. Lampu lalu lintas semacam itu juga tidak terdapat di persimpangan Dago. Tetapi kita masih dapat melihat lampu lalu lintas persimpangan Dago hanya menampilkan warna kuning, yang menandakan bahwa pengguna jalan wajib berhati-hati selama perjalanan, antara pukul 01.00 sampai 05.00 pagi. Ketika aliran lalu lintas persimpangan Dago belum seberapa penuh dan ramai sehingga belum perlu dikendalikan dengan sebuah lampu yang ternyata dapat mempengaruhi jalannya proses ekonomi tersebut.
Setelah membaca sebuah blog, dikatakan bahwa ia, pemilik blog, turut berpartisipasi dalam instalasi 117 lampu lalu lintas di Bandung termasuk persimpangan Dago. Tiang lampu lalu lintas yang digunakan adalah tiang lengkung, biasanya digunakan untuk lampu lalu lintas di persimpangan besar agar lampunya mudah dilihat dari kejauhan. Rumah – rumah lampu lalu lintas itu, lebih besar dari biasanya. Tudungnyapun tebal, terbuat dari aluminium agar tahan karat dan tahan terhadap perubahan cuaca. Ukuran rumah lampu dan lampu lalu lintas yang dipasang di tiang lengkung lebih besar dari yang dipasang di tiang lurus. Di beberapa persimpangan yang sibuk, termasuk Dago, dipasangi detektor untuk mendeteksi kepadatan kendaraan dari arah jalan tertentu. Detektor ini tidak lebih hanyalah berupa kawat berbungkus yang disusun menyerupai kumparan yang ditanam di jalan – jalan dekat persimpangan. Satu jalur kendaraan dipasang 2 atau 3 kumparan kawat berbungkus itu. Cara kerja detektor ini adalah seperti kumparan yang akan menimbulkan medan magnet jika logam melewatinya. Maka detektor ini akan mendeteksi kendaraan yang lewat sebagai perubahan medan magnet. Detektor digunakan untuk mengatur nyala lampu hijau merah agar sesuai dengan bobot kepadatan kendaraan. Jadi jika kendaraan dari arah tertentu padat maka nyala hijau untuk dari arah tersebut lebih lama dan sebaliknya. Otak pengatur lampu lalu lintas adalah Controller, benda seperti lemari es di dekat persimpangan. Controller bertugas untuk “mengatur” lampu nyala tiap – tiap lampu. Detektor tadi memberikan masukan ke Controller meski masukan dari detektor tadi hanya sebagian input. Masukan lainnya adalah algoritma pengaturan fase nya sendiri. Fase kurang lebih adalah urutan dan lama masing – masing lampu menyala.
Secara umum, seluruh lampu lalu lintas di Bandung diatur dan dikendalikan dari ruang kendali (control room) yang berlokasi di Balai Kota, Jalan Wastu Kencana. Semua pesimpangan dihubungkan dengan kabel komunikasi ke ruang kendali ini. Di ruang kendali ini, secara fisik, ada peta kota Bandung yang memperlihatkan jalan–jalan dan 117 simpang itu. Di situ bisa dilihat lampu lalu lintas di simpang mana saja yang bermasalah misalnya mati, berkedip dll. Dalam instalasinya, lampu lalu lintas di persimpangan Dago ini melibatkan SDM yang sangat banyak mulai dari tukang gali, mandor, engineer electric, ahli beton (karena untuk beton pondasi tiang lengkung perlu persyaratan dan kekuatan khusus), dan berbagai mitra kerja baik dari luar (Australia) dan dalam (Dinas PU, Kepolisian Daerah, DisHUB, Dephub, dll).
Pengelolaan dan pemeliharaan lampu lalu lintas di Bandung berada dalam kekuasaan Dinas Perhubungan Kota Bandung. Mereka bertugas menjaga, memperbaiki, atau mengganti lampu lalu lintas yang kurang benar, entah mati, berkedip, dan lain-lain. Mereka juga berwenang mengganti perangkat Sistem Kendali Lalu lintas Kendaraan atau ATCS (Auto Traffic Control System). Seperti yang terjadi tahun lalu, Dinas Perhubungan Kota Bandung mengganti seluruh ATCS milik Australia dengan produk dalam negeri akibat kesulitan dalam hal perawatan.
Setelah menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan infrastruktur ekonomi, mengapa lampu lintas dapat dikategorikan sebagai infrastruktur ekonomi, bagaimana cara kerja lampu lalu lintas, dan siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan lampu lalu lintas, kita dapat mengetahui bahwa lampu lalu lintas juga termasuk infrastruktur ekonomi karena fasilitas ini berpengaruh dalam berlangsungnya proses ekonomi.
No comments:
Post a Comment